Rabu, 21 Desember 2011

Melanjutkan Ramadhan






oleh : KH. Muhammad Arifin Ilham

Belum terlambat jika kita ingin mengevaluasi tentang kesuksesan Ramadhan yang telah kita lalui kemarin. Di antara ukuran kesuksesan penempaan Ramadhan ada pada empat amalan berikut ini. Jika terjaga dan apalagi meningkat, insya Allah, sukseslah Ramadhannya. Dan, boleh jadi dialah yang paling berhak menyandang gelar al-muttaqiin, orang yang bertakwa. (QS. Al Baqarah [2] : 183).
Pertama, tetap mau berpuasa. Karena kita berada pada bulan syawal, puasa yang dimaksud adalah puasa sunah enam hari di bulan Syawal. Bulan yang menyimpan arti sebagai bulan peningkatan amal. “Barangsiapa berpuasa penuh di bulan Ramadhan lalu menyambungnya dengan (puasa) enam hari di bulan syawal, maka (pahalanya) seperti ia berpuasa selama setahun.” (HR. Muslim)
Hadits tersebut tidak semata dilihat dari sudut pandang bilangan puasa yang hanya enam hari, tapi juga dilihat dari sudut pandang puasanya. Puasa Syawal merupakan salah satu bukti nyata amal saleh berupa puasa yang terus berlanjut, tidak menurun.
Syawal adalah kelanjutan dari Ramadhan, baik dalam keterkaitan bulan-bulan Hijriah (Qamariah) maupun kelanjutan amal-amal saleh. Semangat kita dalam beramal saleh, baik itu yang sifatnya ibadah personal maupun sosial, tidak boleh kendur. Maka, amalan yang kedua sebagai ukuran kesuksesan Ramadhan adalah tradisi tadarus (membaca) Alquran yang terus meningkat. Membaca Alquran menunjukkan sikap kecintaan seorang muslim kepada Allah dan RasulNya. Dengan membaca Alquran, seorang muslim berarti berkomunikasi dengan Allah. Selain itu, membaca Alquran akan diberi balasan 10 kebaikan dari setiap huruf yang dibaca. Dari Alquran yang dibaca, maka pembacanya akan terbimbing oleh petunjukNya, seperti keadaan hati yang tenang, pikiran yang jernih, dan amalan yang terjaga. Bila terbiasa membaca Alquran, pembicaraannya penuh hikmah, sehingga orang mau mendengar. Jika berdoa, tidak ada penghalang. Melazimkan membaca Alquran akan mendapat syafaat saat sakaratul maut hingga akhirat.
Amalan ketiga adalah shalat malam. Di bulan Ramadhan kita telah terbiasa shalat tarawih. Karena itu, di bulan Syawal dan selanjutnya tahajud bisa menjadi amalan primadona dan khas untuk aktivitas malam kita. “Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al Israa [17] : 79)
“Seutama-utama shalat setelah shalat fardlu adalah shalat sunah di waktu malam.” (HR. Muslim). “Sesungguhnya pada shalat malam ada satu waktu. Dan seandainya seorang muslim meminta suatu kebaikan di dunia maupun di akhirat kepada Allah SWT, niscaya Allah SWT akan memberinya. Dan itu berlaku setiap malam.” (HR. Muslim)
Keempat, sedekah. Sedekah merupakan penolak bala, penyubur pahala, dan melipatgandakan rezeki; serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. (QS. Al Baqarah [2] : 261). Selain itu, seorang hamba akan mencapai hakikat kebaikan dengan sedekah (QS. Ali Imran [3] : 92).

0 komentar:

Posting Komentar